KONFIGURASI DHCP SERVER MENGGUNAKAN PNETLAB
Pengertian dari DHCP atau Dynamic Host Configuration Protocol adalah sebuah protokol yang digunakan sebagai layanan untuk memberikan secara otomatis internet, jadi artinya DHCP ini akan menyebarkan alamat IP (Internet Protocol) secara otomatis kepada suatu perangkat yang meminta atau merequest IP.
Seperti yang kita ketahui bahwa cara kerja dari DHCP Server yaitu dia akan melakukan penyebaran IP ke perangkat yang merequest IP, perangkat yang merequest inilah yang disebut DHCP Client. Maka setelah kita bisa memahami konsep dari si DHCP itu sendiri kita bisa mengetahui bahwa dengan menggunakan DHCP akan memberikan kemudahan bagi banyak network administrator untuk bisa mengelola suatu perangkat jaringan komputer dikarenakan alokasi IP Address (suatu proses memilih network ID dengan host ID yang tepat pada suatu jaringan) dapat ditentukan secara otomatis dalam sekali pengerjaan saja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa DHCP Server merupakan penyedia alamat IP sehingga tanpa perlu kita melakukan suatu konfigurasi subnetting hingga gateway default secara manual, jadi intinya IP yang akan digunakan sudah siap digunakan untuk client.
Nah, setelah kita memahami konsep dari DHCP itu sendiri, nantinya saat kita melakukan konfigurasi DHCP Server pastikan perangkat (komputer/laptop) yang kita gunakan terhubung kedalam jaringan internet dikarenakan nantinya saat kita melakukan konfigurasi DHCP Server dia akan dalam satu jaringan network yang sama.
MELAKUKAN IMPORT PNETLAB KE VMWARE WORKSTATION
Sebelum kita melakukan import PNETLAB, kita harus mengetahui apa itu PNETLAB. Jadi PNETLAB ini merupakan sebuah Operating system yang didalamnya terdapat aplikasi virtual untuk melakukan simulasi jaringan yang fungsinya adalah sebagai tempat untuk mendesain jaringan sekaligus sebagai tempat untuk melakukan konfigurasi. PNETLAB ini dapat diakses dengan melalui browser, jadi PNETLAB ini harus kita import terlebih dahulu kemudian kita remote dengan menggunakan web browser.
Jadi jika kita ingin menggunakan PNETLAB kita harus mengimport nya dari drive kedalam sebuah aplikasi virtualisasi, dan aplikasi virtualisasi yang saya gunakan adalah VMware dan bisa juga menggunakan VirtualBox, namun saya lebih memilih aplikasi virtualisasi VMware dikarenakan di VMware ini kita dapat mengaktifkan yang namanya virtual teknologi, yang dimaksud dari virtual teknologi yaitu memungkinkan sebuah processor memiliki beberapa processor yang dimana setiap processor dapat menjalankan sistem operasi dan program yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Jadi dapat disimpulkan kegunaan dari virtual tekologi ini agar perangkat-perangkat yang kita import kedalam PNETLAB bisa dijalankan karena perangkat tersebut akan menggunakan virtualisasi didalamnya, ibaratnya seperti kita menjalankan virtual didalam virtual.
1. Sebelum melakukan import, pastikan kita sudah mendowload PNETLAB. Jika kalian belum mendownload PNETLAB, kalian bisa download dengan link dibawah ini,pastikan sebelum download bandwidth kalian cukup dikarenakan kapasitas PNETLAB ini lumayan besar yaitu sekitar 2 GB. Dan siapkan juga file untuk menaruh file PNETLAB yang kita download.
https://pnetlab.com/pages/download
2. Dikerenakan saya sudah memiliki file download dari PNETLAB maka langkah selanjutnya langsung saja kita melakukan import PNETLAB kedalam VMware.
VMware ini dibutuhkan karena berfungsi sebagai layanan cloud pengembang software virtualisasi yang dapat digunakan untuk membuat mesin virtual, dengan virtualisasi server VMware sebuah hypevisior (mengalokasi/membagi OS virtual yang berbeda) diinstal deserver fisik untuk memungkinkan beberapa VM diaktifkan pada satu server fisik yang sama. Setelah kita mengetahui fungsi dari VMware ini, maka pastisnya kita menggunakan VMware ini untuk melakukan virtualisasi server dan untuk VMware sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu jenis VMware workstation (berbayar) dan jenis yang akan saya gunakan yaitu VMware player (gratis)
Caranya yaitu, kita klik kanan pada file dari PNETLAB nya kemudian pilih Open with setelah itu pilih VMware Player.
3. Maka nantinya akan terlihat sebuah tampilan yaitu dibagian Import Virtual Machine, yang artinya kita akan melakukan import pada PNETLAB kita kedalam VMware yang digunkana yaitu VMware player dengan memberikan nama untuk mesin virtual baru pada bagian (name for the new virtual machine) dan juga berikan jalur penyimpanan untuk mesin virtual baru dibagian (Storage path for the new virtual machine). Disini saya akan mengisikan nama untuk virtual baru dengan nama default versi pnet dan menambahkan nama saya sendiri yaitu (PNET_4.2.10 Materi Zalfa) dibagian Name for the new virtual machine, kemudian pada bagian Storage path klik bagian (browse) untuk memilih tempat penyimpanan, tempat penyimpannan ini disesuaikan dengan perangkat kita karena kita harus memilih tempat yang tidak penuh untuk virtual mesin ini, dan saya memilih local disk c yang dimana file ini kita gunakan secara default saja yang tersedia dari perangkat hard disk, jadi untuk opsi browse saya tidak gunakan dan langsung melakukan import.
Jika sudah kita bisa klik ok dan import, tunggu beberapa saat hingga PNETLAB berhasil diimport kedalam VMware. Proses import ini dimaksud kan bahwa kita akan mengextrak dari virtual drive yang tadinya kita download, jadi diextrak supaya bisa kita jalankan PNETLAB pada VMware player.
4. Jika sudah selesai melakukan import PNETLAB ke VMware maka dapat terlihat sudah muncul alamat IP PNETLAB, alamat IP Address yang muncul ini merupakan alamat IP yang berasal dari jaringan network yang sama dengan jaringan yang kita gunakan pada laptop maupun komputer, jadi pastikan sebelum kalian memulai import PNETLAB ke VMware maka pastikan laptop maupun PC sudah terkoneksi kedalam jaringan. Dan username serta password login default yaitu root/pnet, jadi memang saat pertama kali kita import PNETLAB ke VMware maka secara default username dan password nya masih bisa diakses oleh siapapun, dikarenakan kita belum menyetting password serta username nya jadi sistemnyapun masih belum adanya kemanan. Kita dapat login kesistem dengan username serta password default tersebut, dan nanti kita hanya bisa merubah password nya sesuai yang kita mau agar lebih secure. Namun sebelum kita login ke sistemnya kita harus menyetting terlebih dahulu PNETLAB pada aplikasi VMware, maka pada tampilan ini kita (power off) kan terlebih dahulu.
Sebeleum melakukan penyettingan terhadap PNETLAB kita buka terlebih dahulu aplikasi VMware player, disesuaikan dengan kalian import pnetlab aplikasi yang mana. Kita bisa klik Open untuk membuka aplikasi tersebut.
Terlihat pada tampilan dibawah terdapat nama file PNETLAB yang telah kita extrak ataupun telah kita import ke VMware yaitu dengan nama mesin virtual (PNET_4.2.10 Materi Zalfa). Kemudian lakukan lah penyettingan atau edit pada mesin virtual tersebut, hal ini dilakukan bertujuan untuk mengaktifkan yang namanya VT atau Virtual Teknologi, yang seperti sudah dijelaskan bahwa VT ini berfungsi supaya virtualisasi didalam PNETLAB ini bisa dijalankan jadi seolah-olah kita menjalankan vitual didalam virtual. Untuk melakukan penyettingan atau pengedittan pada VM yang telah kita extrak dengan name yang sudah kita buat pada saat melakukan import (PNET_4.2.10 Materi Zalfa) maka kita klik saja, setelah itu klik pada bagian (Edit virtual machine settings) untuk mulai melakukan pengedittan.
Nah sebelum kalian melakukan edit, alangkah lebih baiknya kalian pastikan terlebih dahulu ram serta cpu yang pada device yang kalian gunakan, karena biasanya untuk kapasitas ram serta cpu ini harus mendukung dan memang kapasitas nya lumayan cukup besar, jadi kalian bisa mengeceknya di dxdiag melalui perintah kombinasi keyboard yaitu (windows + R). Untuk device yang saya gunakan ini memiliki ram serta cpu yang cukup mendukung untuk melakukan suatu konfigurasi pnet ini yaitu ram sebesar (8192 MB) dan 4 CPU. Jadi artinya kalian juga tidak boleh memaksa device kalian yang memungkinkan tidak mendukung untuk melakukan konfigurasi ini, untuk menghindari terjadinya trouble seperti tidak bisanya import serta hang pada saat melakukan konfigurasi.
Jika pengecekkan sudah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya kita bisa melakukan pengedittan atau penyettingan terhadap file pnet yang kita gunakan, yaitu :
- Pada bagian Memory : (4 GB) yaitu sebesar 4096, memberikan memory ini harus ditentukan dengan ukuran memory yang ada pada device harus kelipatan 4 mb, dikarenakan device yang saya gunakan memory ram nya sebesar 8 GB maka saya gunakan kelipatan 4 mb menjadi 4 GB, jumlah memory ini yang nantinya saya gunakan untuk dialokasikan pada mesin virtual.
- Kemudian pada bagian Processor : dengan jumlah processor nya yaitu (4) dan juga jumlah core per processor adalah (1), Core processor adalah istilah untuk menyebut inti komponen, yang berfungsi untuk menjalankan tugas atau instruksi program yang dijalankan pengguna. Dalam satu processor bisa memiliki beberapa core sekaligus, atau biasa disebut multi-core yang bertujuan supaya kinerja sistem bisa lebih optimal. Jadi artinya bahwa untuk menentukan jumlah processor kita harus lihat cpu yang dimiliki, semakin kecil processor yang digunakan maka semakin lama juga proses dalam program yang akan digunakan. Lalu masih pada bagian processor, namun pada menu Vitualization engine, fitu dari virtualization ini mmerupakan sebuah fitur yang memungkinkan CPU kita memiliki beberapa processor secara virtual, nantinya setiap processornya bisa menjalankan OS masing-masing, seperti yang sekarang digunakan yaitu OS pnet yang sekarang kita lakukan konfigurasinya.itu kita pilih atau kita ceklis dibagian (virtualize intel VT –x/EPT or AMD-V/RVI) bagian ini berfungsi untuk mengaktifkan virtual teknologi yang artinya kita bisa menjalankan virtual didalam virtual. Mengaktifkan Virtualization processor ini tidak semua processor sudah support VT jadi perlunya kalian mengecek terlebih dahulu device yang kalian gunakan untuk mengetahui apakah processor yang digunakan sudah support atau belum dengan dxdiag (windows+R).
- Selanjutnya pada bagian Hard Disk (SCSI) gunakanlah secara default yaitu sebesar 100 GB, seperti yang diketahui bahwa harddisk ini berfungsi sebagai tempat menyimpan data dari OS yaitu pnet yang kita saat ini seperti yang kita lihat pada disk file yauda menggunakan local disk c, yang sama seperti konfigurasi yang kita lakukan pada saat ingin import.
- Kemudian pada bagian network adapter yang berisikan jenis network nya yaitu NAT (Network Address Translation) kita (remove) maka artinya jenis network adapter atau kartu jaringan ini tidak kita gunakan untuk jaringan, dikarenakan nantinya kita akan melakukan penyettingan IP pada DHCP secara static atau manual sehingga jenis NAT ini tidak bisa kita gunakan karena jika kita menggunakan jenis network adapter ini maka yang ada saat kita mengkoneksikan internet pada laptop ataupun komputer yang kita gunakan maka secara otomatis DHCP yang nantinya kita konfigurasi pada server akan memberikan alamat IP nya secara otomatis yang dalam satu jaringan yang sama dengan internet pada device yang kita gunakan. Lalu ada jenis network lain pada bagian ini yaitu Host-only yang dimana pada komputer host kita atur terlebih dahulu IP Address pada interfaces jenis ini, namun dikarenakan kita ingin membuat jaringan dalam satu jaringan yang sama dengan komputer host yang kita gunakan maka otomatis untuk jenis network ini kurang tepat untuk kita gunakan. Kemudian jika ada juga jenis netwprk adapter yang bisa kita pilih sendiri jenis nya yaitu pada opsi Custom jadi bisa disesauikan dengan spesifikasi dari virtual network yang kita akan gunakan. Lalu ada juga opsi untuk LAN segmen, jadi LAN segment sendiri merupakan suatu tindakan ayau praktik yang akan menjadikan jaringan komputer menjadi subnetwork dengan cara pemisahan jaringan.
- Seperti yang terlihat pada tampilan dibawah ini, bahwa jenis network adapter yang kedua jenis pada bagian (network adapter 2) telah default berisikan jenis network adapter nya yaitu Bridged (automatic) yang artinya jenis network adapter ini memungkinkan komputer host seolah-olah berkomunikasi secara langsung oleh komputer virtual tersebut dan host tersambung kedalam LAN fisik yang sama. Jadi artinya jika kita memilih jenis network adapter ini maka nantinya OS virtual yang kita gunakan dia akan terkoneksi kedalam jaringan asli (bukan virtual) untuk menerima dan mengirimkan data melalui network adapter pada OS asli, penerimaan data ini bisa dilihat nantinya dengan kita jalankan pnetlab dan kita pastinya akan menerima IP Address dalam satu jaringan yang sama. Jadi pada bagian ini kita akan memilih jenis network adapter nya yaitu (Bridged Automatic). Kemudian dikarenakan saya menggunakan jaringan wifi maka akan saya setting terlebih dahulu pengaturan pada jenis network adapter bridged ini, hal ini dilakukan untuk dapat mentrasnfer data dalam koneksi internet yang cepat, caranya yaitu masih pada bagian network adapter bridged lalu pilih (Configure Adapter) setelah itu pada bagian Automatic Bridging Settings kita akan diperintahkan untuk menentukan adaptor jaringan host yang akan disambung secara otomatis, maka pilihlah (Realtek RTL8723BE Wireless LAN 802.11n PCI-E NIC) dan setelah itu kita klik (OK).
- Langkah terakhir penyettingan yaitu dibagian Display secara default adalah Auto detect, yang artinya dengan menampilkan seuatu yang akan dideteksi secara otomatis, seperti mendeteksi trouble dalam konfigurasi serta menentukan secara otomatis apa saja yang akan diinstal pada OS ini.
5. Setelah selesai kita melakukan pengedittan pada file pnetlab ini, maka langkah selanjutnya kita dapat menjalankan mesin virtual ini dengan klik dibagian (Play virtual machine) atau bisa juga pada bagian segitiga berwarna hijau yang berada diatas.
Maka setelah itu mesin virtual yang kita gunakan melakukan proses booting, jadi kita tunggu saja sampai proses booting nya selesai dilakukan. Dan setelah proses booting telah selesai, maka tampilan awalnya adalah dengan berbasis mode teks. Sebelum kita menggunakan PNETLAB ini kita harus melakukan beberapa konfigurasi, konfigurasi yang dilakukan ialah penggunaan IP Address yang ada didalam jaringan kita, jadi cara kita untuk memanggil atau menggunakan PNETLAB ini diperlukan nya IP Address yang sesuai dengan koneksi jaringan wireless ataupun jenis jaringan yang kalian gunakan pada di pengedittan file pnetlab yang kita gunakan, nah sebelum kita memasuki ataupun memanggil PNETLAB dengan menggunakan IP Address, kita harus login terlebih dahulu ke Operating Sytem nya PNETLAB ini dengan cara loginnya adalah memasuki username serta password. Penggunaan username serta password adalah default dari PNETLAB nya sendiri, dan bisa terlihat dari tampilan setelah selesai booting yaitu dengan memasukkan default (root) sebagai username serta (pnet) sebagai passwordnya. Dan juga terdapat IP Address yang sesuai dengan jaringan yang saya gunakan yaitu (192.168.198.212). Namun sebelum kita memanggil PNETLAB nya dengan diakses menggunakan browser, kembali dengan tujuan awal yaitu kita harus terlebih dahulu login ke OS nya si PNETLAB.
Ketika saat pertama kali login, maka kita akan dimintakan untuk merubah password root yang default tadi kita gunakan yaitu pnet, password ini harus diisi untuk keamanan PNETLAB kita karena jika kita masih menggunakan password default maka otomatis orang lain bisa mengetahui password tersebut sehingga dengan mudah orang lain bisa mengakses ataupun memasuki PNETLAB kita dikarenakan jika kita masuk kedalam PNET seseorang maka otomatis PNET tersebut akan berubah kedalam jaringan yang sama, jadi artinya penggunaan IP Address dapat berubah sesuai dengan koneksi jaringan yang sedang kita gunakan. Dan hal ini dapat mudah dilakukan orang lain untuk mengakses PNETLAB kita dengan password yang masih default.
Maka pada tampilan dibagian (Type the root password) saya isikan (123), disarankan gunakan password yang mudah diingat. Perlu diingat bahwa jika kita mengisikan password root maka pada tampilan tidak akan terlihat password yang sedang kita isi, jadi kita bisa langsung klik (OK) dengan menggunakan keyboard enter. Dan setelah dienter kita dimintakan untuk verifikasi password dibagian (Repeat the Root Password) yang sebelumnya diisi untuk konfirmasi bahwa password tersebut benar-benar telah digunakan, password harus diisi sesuai dengan password awal yang sebelumnya telah kita isi jadi jangan sampai berbeda, jika berbeda maka akan muncul sebuah peringatan, maka isikan (123) dan tekan enter (OK).
Untuk langkah selanjutnya adalah kita diminta untuk memasukkan domain name (DNS), seperti yang kita ketahui bahwa domain name ini memiliki fungsi yaitu sebagai interaksi tentang tanda pengenal antar komputer yang saling terhubung lewat server dengan saling mengenali IP Address, jadi ibaratnya seperti kita ingin memanggil PNETLAB lewat laman google browser maka jika kita tanpa DNS pastinya kita perlu mengetikkan IP Address yang telah kita dapatkan secara otomatis seperti (192.168.198.212) kedalam address bar. Namun jika kita menggunakan DNS ini maka DNS akan mempersingkat dengan hanya mengetikkan (zalfa.net) domain name tersebut merupakan domain name yang telah kita isikan, akan tetapi tentunya kita harus mendaftarkan domain tersebut kedalam host yang ada di windows remote kita. Maka dari itu saya hanya mengisi saja nama domain name tetapi tidak untuk didaftarkan kedalam windows remote, jadi artinya kita tidak bisa memanggil pnet dengan domain name tetapi dengan IP Address yang kita dapatkan. dan disini bisa kita isi (zalfa.net) ataupun kita defaultkan saja nama domain untuk OS pnetnya lalu tekan enter (OK).
Sesuai dengan tampilan dibawah ini yaitu dibagian (Use DHCP/Static IP Address), itu kita tentukan untuk penggunaan IP Address pada adaptor jaringan di management jaringan baik itu secara DHCP ataupun secara Static. Jika memilih penggunaan IP Address secara DHCP berarti nanti IP yang didapatkan dari jaringan yang berada didalam jaringan VMware nya atau didalam jaringan laptop ataupun komputer kita yang terkoneksi kedalam internet, jadi artinya akan satu network dengan komputer fisiknya. Dan artinya harus ada DHCP Servernya yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan IP yang telah direquest oleh client. Sedangkan jika kita memilih penggunaan IP Adddress secara static maka kita melakukan konfigurasi IP nya secara manual dan tentunya tidak ada DHCP server karna kita telah membuat IP nya sendiri, jadi bisa disimpulkan jika secara static IP nya akan bersifat tetap maupun bisa berubah secara otomatis ataupun manual tergantung dari administrator jaringan nya.
Dikarenakan yang kita gunakan adalah mode bridge yang interface nya local maka kita pilih dibagian DHCP nya saja karena didalam bridge interface local kita itu sudah ada DHCP server yang disediakan oleh VMware nya, jadi kita tidak perlu lagi untuk memasukkan IP Address secara manual. Dan untuk cara memilihnya kita bisa tekan (DHCP) lalu tekan backspace pada keyboard maka otomatis tanda bintang nya akan muncul pada opsi yang kita pilih kemudian tekan enter (OK).
Selanjutnya kita akan tetapkan NTP Server yang artinya bahwa kita bisa isikan alamt IP hostname NTP untuk jam awal sync jadi maksudnya adalah NTP atau Network Time Protocol ini untuk penggunaan zona waktu yang ada pada jaringan kita yang sesuai dengan wilayah kita berada. Namun disini dikarenakan kita tidak terlalu menggunakan timer waktu seperti ini maka bisa kita lewati saja tampilan dibawah ini dengan tekan enter (OK). Dan jika kalian ingin mengisikan NTP ini kalian bisa sesuaikan dengan IP NTP yang ada di jaringan Indonesia.
Kemudian langkah selanjutnya yaitu dibagian (Proxy Server configuration) adalah bagaimana caranya agar VMware ini dapat terkoneksi kedalam jaringan internet. Dikarenakan jaringan yang kita gunakan terkoneksi ke jaringan langsung maka yang pilih adalah (Direct connection) lalu enter (OK). Jadi artinya untuk VMware sendiri akan secara langsung terkoneksi kedalam jaringan internet. Dan jika kalian ingin menggunakan Anonymous proxy maka jenis proxy seperti ini akan menyembunyikan alamat IP perangkat pengguna dari website, juga bisa mengaktifkan enkripsi disisi penggun, sedangkan untuk jenis proxy Authenticated yaitu merupakan jenis proxy yang membutuhkan autentikasi berupa username dan password apabila client akan menggunakan proxy tersebut, jadi proxy jenis ini akan mengatur penggunaan akses pada masing-masing user. Setelah itu VMware ini akan melakukan proses booting untuk melakukan restart ulang dengan bertujuan menetapkan konfigurasi yang sebelumnya sudah dibuat dengan menghilangkan konfigurasi defaultnya.
6. Jika proses booting telah selesai, maka tampilan akan seperti dibawah ini. Dan kita bisa melakukan pengecekkan dengan login untuk OS pnetlab, caranya yaitu dengan memasukkan username (root) serta password dari root yang telah kita konfigurasi sebelumnya yaitu (123).
Dapat kita lihat bahwa untuk tampilan dibawah ini kita sudah bisa mengakses ataupun memanggil PNETLAB dengan menggunakan IP Address yang telah didapatkan yaitu (192.168.198.212), alamat IP ini bisa kita cek terlebih dahulu untuk memastikan bahwa IP tersebut dalam satu network yang sama dengan jaringan dari komputer fisik kita atau dari jaringan wireless yang kita koneksikan pada laptop ataupun komputer kita. Dan juga setelah kita memasukkan password root maka akan muncul tampilan tentang informasi IP dari systemnya sendiri dan kita tidak aka nada tampilan untuk merubah password root nya lagi dikarenakan memang kita sudah melakukan konfigurasi tersebut sebelumnya.
7. Mengakses PNETLAB dengan menggunakan IP Address yang telah kita dapatkan secara otomatis atau jika kalian sudah mendaftarkan name domain nya kedalam host yang ada di windows remote maka kalian bisa mengakses pnetlab dengan menggunakan name domain yang telah dimasukkan sebelumnya. Namun untuk saya sendiri belum mendaftarkan DNS kedalam windows nya jadi otomatis cara pertama lah yang akan saya gunakan, yaitu dengan cara mengakses pnetlab menggunakan IP Address. Jadi langkah pertama yaitu kita buka browser kemudian masukkan IP Address yang didapatkan pada VMware pnetlab sebelumnya yaitu (192.168.198.212) kemudian kita enter.
Mengakses PNETLAB dengan domain-name (zalfa.net) dan ternyata DNS yang kita gunakan tidak bisa ditemukan dikarenakan kita belum mendaftarkan DNS ini.
Setelah itu kita akan masuk ke tampilan awal PNETLAB yaitu kita akan menentukan mode yang digunakan untuk masuk kedalam PNETLAB nya dan terdapat dua mode yaitu mode online dan mode offline. Jika kita memilih mode online maka kita harus mendaftarkan user kita kedalam PNETLAB dengan cara register untuk login, jadi untuk register nya itu harus masuk kedalam pnetlab nya langsung dibagian mode online nya kemudian langsung kita daftarkan pada mode tersebut lalu dia akan mengcreate user tersebut menggunakan browser IP yang kita akses. Namun disini saya akan menggunakan mode nya yaitu mode (Offline mode) jadi yang dimaksud dengan mode ini adalah mode yang digunakan untuk pengguna yang tidak masuk kedalam pnetlab nya atau pengguna yang tidak memiliki user pnetlab.
Jadi perbedaan nya jika kita menggunakan register login maka yang digunakan adalah mode online dikarenakan kita telah didaftarkan oleh website pnetlab sehingga kita telah masuk kedalam pnetlab tersebut, sedangkan untuk mode offline ini kebalikan dari mode offline yaitu biasanya digunakan kalau misalnya kita tidak menggunakan register untuk user login dalam situsnya pnetlab. Dan dapat disimpulkan perbedaan nya yaitu jika misalkan kita menggunakan mode online itu kita akan mendapatkan link untuk belajar bagaimana melakukan konfigurasi perangkat-perangkat jaringan jadi artinya kita bisa lagsung masuk kedalam pnetlab dan kita bisa langsung unduh perangkat-perangkat jaringan tersebut, tapi jika kita menggunakan mode offline maka kita harus mengimport perangkat jaringan kedalam pnetlab secara manual.
Pada tampilan dibawah ini, dikatakan bahwa untuk mengaktifkan mode Ofline telah sukses, dan kita dimintakan untuk login akun dashboard pnetlab secara default yaitu username (admin) serta password (pnet), sebenarnya untuk penggunaan password nya sendiri kita bisa mengubahnya untuk segi keamanan namun untuk saat ini saya gunakan password nya dengan default saja. Lalu untuk pada opsi ketiga kita pilih (HTML Console) yang artinya menampilkan teks ke console Javascript atau bahasa pemograman. Kemudian jangan lupa untuk mengisikan captchayang sesuai dengan tampilan dibawah ini yaitu (?) jadi captcha ini adalah suatu bentuk uji tantangan-tanggapan yang digunakan dalam perkomputeran untuk memastikan bahwa jawaban tidak dihasilkan oleh suatu komputer melainkan oleh otak seorang manusia Dan setelah itu kita bisa langsung klik (Login).
Setelah itu kita akan masuk ketampilan dashboard nya dari PNETLAB.
Dari sinilah bisa kita simpulkan bahwa kita sudah selesai untuk melakukan import kedalam VMware workstation palyer maka artinya PNETLAB sudah bisa diakses menggunakan IP yang telah kita dapatkan, jadi misalkan kita ingin logout dari tampilan pnetlab ini maka jika kita ingin login kembali, kita bisa login lagi pada aplikasi VMware yang harus dimana harus disesuaikan dengan aplikasi yang mengimport pnetlab, dikarenakan saya mengimport pnetlab ke aplikasi VMware workstation player maka untuk login kembali saya akan mengakses pnetlab yang sudah saya konfigurasi dengan menjalankan nya pada aplikasi tersebut kemudian jika sudah reboot nantinya kita pasti akan mendapatkan IP Address yang satu jaringan dengan jaringan atau internet yang telah kita koneksikan pada laptop ataupun komputer kita, jadi seperti yang sudah saya bilang bahwa sebelum menjalankan pnetlab perangkat fisik kalian harus sudah terkoneksi kedalam jaringan internet. Namun setelah kita dapat mengakses pnetlab ini kita tidak bisa langsung menggunakannya untuk melakukan konfigurasi DHCP Server karena untuk melakukan konfigurasi tersebut perlu adanya sistem operasi yang digunakan untuk server topologi yang nantinya kita akan buat. Jadi sistem operasi yang akan digunakan adalah Ubuntu server, OS ubuntu server ini memang dikembangkan khusus untuk sistem operasi server dengan begitu tak heran bahwa sistem operasi ini selain dari segi penggunaan yang mudah, OS tersebut juga memiliki dukungan informasi yang banyak di website sehingga memang membuat banyak orang lebih memilih menggunakan sistem operasi ubuntu server ini.
Nah, sebelum kita melakukan download terhadap Ubuntu server. Kita harus membuat terlebih dahulu folder serta file lab baru, perlunya membuat folder dikarenakan folder ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk penyipanan file sekaligus mengelompokkannya menurut jenis file itu sendiri, sehingga saat kita akan membuat file untuk lab baru maka file tersebut akan disimpan pada folder tersebut dan untuk fungsi file sendiri dalam hal ini file lab nanti nya kita dapat membuat beberapa topologi pada file lab ini, sehingga kita tidak perlu lagi untuk membuat pnetlab lagi lalu mengimport nya kedalam VMware, karena jika kita membuat file lab baru maka kita juga akan bisa membuat topologi baru yang disesuaikan dengan tugas-tugas yang ada. Caranya yaitu kita bisa memilih folder dengan tampilan dibawah ini syang sudah saya beri tanda merah maka setalah diklik maka kita akan diperintahkan untuk mengisi nama folder tersebut yaitu dengan mengisi (LAB ASJ ZALFA) disesuaikan dengan kegunaan dari folder tersebut dikarenakan saya untuk tugas-tugas mata pelajaran Administrasi System Jaringan (ASJ) dan ditambahkan dengan nama saya sendiri.
Selanjutnya yaitu membuat file lab baru, dengan memilih (Add new lab) seperti tampilan dibawah yang sudah saya merahkan, kemudian kalian akan masuk pada tampilan Add new lab dan pada opsi Name kita bisa isikan nya menjadi (LAB DHCP) pengisian nama file ini saya sesuaikan dengan konfigurasi yang natinya akan saya buat.
Sebenarnya sih untuk mengisi nama folder serta file lab bisa bebas yang artinya bisa sesuka kalian. Nah jika sudah selesai membuat folder serta file lab nya maka tampilan akan seperti dibawah ini, sebelum memulai membuat topologi dan melakukan konfigurasi di file lab yang telah kita buat kita perlu melakukan download untuk OS ubuntu server.
8. Langkah selanjutnya yaitu kita akan melakukan download terhadap device pada ubuntu server, yaitu masih pada tampilan dashboard pnetlab lalu pilih (Device) dan download ubuntu server dengan versi 20.04 (Ubuntu Server 20.04) setelah itu untuk cara memulai download nya kita bisa memilih (Get Device), nantinya kita akan mulai melakukan proses download terhadap Ubuntu server tersebut dan juga untuk cara mengeceknya apakah ubuntu sudah selesai terdownload yaitu jika pada tampilan New Device masih berwarna merah maka artinya download belum selesai, karena jika download telah selesai itu ditandai dengan tulisan berwarna hijau (Added to Pnet). Ubuntu server ini seperti yang sudah dijelaskan bahwa dia sangat mepermudah kita dalam hal penggunaannya, jadi nanti ubuntu server ini digunakan sebagai layanan untuk memabngun jaringan misalnya seperti file sharing, maka artinya nantinya ubuntu server ini bisa berfungsi dengan mebagi ataupun menyediakan jaringan kepada suatu program. Sehingga dengan begitu saat kita memiliki sebuah server, server tersebut dapat terhubung kedalam sebuah jaringan dengan bantuan OS Ubuntu server ini sehingga server tersebut dapat kita remote menggunakan aplikasi putty.
Jika proses mendownload Ubuntu server sudah selesai dengan maka tampilan akan ditandai dengan tulisan berwarna hijau (Added to PNET) dan juga terlihat pada status dinontifikasikan bahwa download telah selesai.
9. Dikarenakan kita sudah selesai untuk melakukan download terhadap Ubuntu server maka, kita bisa klik kan saja bagian (Running Labs), kemudian kita pilih file libe yaitu (LAB DHCP) yang merupakan file baru yang telah kita buat sebelumnya dan kita bisa klik (Open) untuk membuat desain topologi sekalgus mengkonfigurasikan DHCP Server pada file tersebut.
10. Dan inilah tampilan dari file lab yang sudah kita buat sebelumnya, maka tidak mungkin kan kita biarkan kosong seperti ini, jadi langkah selanjutnya kita akan membuat desain topologi atau membuat object baru dengan cara yaitu klik kanan pada tampilan dibawah yang kosong, kemudian object pertama yang kita buat yaitu server terlebih dahulu maka kita pilih (Node) yang artinya node ini merupakan sebuah perangkat terprogram yang digunakan untuk menghubungkan, menerima, data didalam jaringan dan perangkat komputer untuk mengirimkan data diantara perangkat sehingga dapat disimpulkan bahwa server ini nantinya akan kita gunakan sebagai tempat untuk mengirimkan data (jaringan) kesebuah perangkat swicth yang nantinya akan kita tambahkan didesain topologi ini. Setelah itu dibagian New Node kita pilih (Docker.io) docker ini ada dikarenakan kita telah melakukan download terhadap ubuntu server sehingga kita bisa menjalankan server dengan mesin docker yang telah diinstal, mesin tersebut digunakan untuk mengirimkan perangkat lunak dalam paket yang disebut dengan kontainer.
Nah setelah itu kita dapat menyetting docker ini menjadi settingan server dikarenakan kita akan membuat object nya yaitu server. Dengan cara :
1) Pada bagian (Number of nodes to add) kita pilih (1), dikarenakan kita hanya akan membuat 1 server saja.
2) Kemudian dibagian (Name) kita ubah menjadi (Server_Zalfa134) yang name ini saya sesuaikan dengan nama dari object yang dibuat dan nama dari pengguna server tersebut yaitu saya sendiri dengan IP no absen yang dimulai dari 100.
3) Lalu Icon nya yaitu saya biarkan default, Icon ini merupakan gambar ataupun simbol dari sebuah object yang kita buat, jadi dapat disesuaikan dengan yang kita mau.
4) Pada bagian Ethernet kita ubah menjadi 5, sebenarnya sih nanti yang akan saya gunakan hanya 3 interface saja yaitu ether1, ether 2 dan ether 0. Jadi pada bagian ini kalian harus isi dengan disesuaikan interface yang akan kalian gunakan. Bagi yang belum tau ethernet, ethernet merupakan interface LAN yang biasanya dipakai untuk kabel LAN (Local Area Network).
Setalah itu melakukan penyettingan IP, penyettingan IP ini harus disesuaikan dengan jaringan yang kita gunakan saat ini. Jadi harus dipastikan pada saat kalian akses pnetlab itu harus satu jaringan dengan IP yang ada pada koneksi internet atau wireless dari laptop ataupun komputer yang sedang kita gunakan saat ini. Maka dari itu sebelum melakukan penyettingan IP untuk server alangkah lebih baiknya kita cek terlebih dahulu IP yang ada pada wireless yang terkoneksi jaringan internet di laptop maupun komputer kita. Dibagian Network Conection details bisa kita lihat IP Address dengan wireless itu satu jaringan dengan IP pada saat kita mengakses pnetlab ini yaitu 192.168.198.216 dengan netmask nya yaitu dari prefix 24, kemudian tidak hanya mengecek IP Address namun kita juga harus mengecek IP gateway nya untuk digunakan nanti pada penyettingan server diopsi Default Route yaitu (192.168.198.2).
1) Setelah itu kita akan melakukan penyettingan IP DHCP Server secara manual, seperti yang kita ketahui bahwa DHCP Server memiliki fungsi sebagai penyebaran IP yang penyebaran tersebut akan diberikan kepada client yang telah melakukan request IP Address maka nanti nya server ini akan memberikan IP tersebut secara otomatis dan juga IP yang diberikan adalah range ip sehingga cleint akan satu jaringan dengan server. Yang pertama kita akan mulai setting IP DHCP di ethernet 1, penyettingan IP ini dilakukan secara static jadi kita konfigurasikan secara manual yaitu dengan memasukkan IP (192.168.198.134/24) dikarenakan kita menggunakan IP kelas C maka untuk IP Address nya dibagian oktet terakhir bisa di isi bebas dengan maksimal 254 dikarenakan range nya dari 1-254 dan netmask nya yaitu prefix 24 dikarenakan juga 255.255.255.0 jika dijumlahkan adalah prefix 24 yang prefic tersbut termasuk kelas C, namun untuk saya untuk oktet terkahir harus disesuaikan dengan nomor absen yang dimulai dari 100. IP dari ethernet 1 ini merupakan IP yang menggunakan gateway default agar server ini dapat terhubung langsung menuju pada jaringan internet yaitu wireless yang kita koneksikan pada laptop atau komputer.
2) Kemudian pada opsi ethernet 2 DHCP kita gunakan IP dari oktet terakhir pada ethernet 1 yaitu (134.134.134.1/24) untuk penggunaan IP ini untuk saya harus disesuaikan dengan nomor absen saya sendiri, namun untuk kalian bisa mengisinya dengan bebas namun perlu diingat harus satu jaringan dengan IP dari wireless kalian, dikarenakan saya menggunakan IP kelas C maka untuk prefix nya adalah 24 yaitu dari 255.255.255.0 dengan maksimal range ip yaitu sebanyak 1-254 maka saya gunakan oktet terakhir nya yaitu 1. IP dari ethernet 2 ini merupakan IP yang digunakan untuk client/host dan tidak menggunakan gateway karena ethernet 2 terhubung dengan internet melalui ethernet 1 dengan cara gateway client menggunakan IP Address ethernet 2 atau IP Address ethernet 2 digunakan untuk gateway client/host. Hal ini nantinya akan bisa dilihat atau dibuktikan pada saat client ingin merequest IP DHCP.
3) Dan untuk ethernet 3 tidak kita gunakan dikarenakan kita hanya akan melakukan konfigurasi pada IP untuk server dan untuk client. Jadi langsung saja ke langkah berikutnya yaitu pada opsi Default Route atau IP untuk default gateway yaitu harus disesuaikan dengan IP dari wireless laptop atau komputer kita yaitu (192.168.198.2), Jadi IP deafult gateway ini digunakan untuk server yang nantinya berfungsi sebagai titik akses atau router IP yang digunakan komputer jaringan untuk mengirim informasi ke komputer dijaringan lain atau internet. Jadi artinya default gateway ini akan menjadi penghubung kedua jaringan atau koneksi atar perangkat untuk melakukan proses transfer data yaitu perangkat server dengan perangkat client.
4) Pada opsi DNS atau singkatan dari Domain Name System, yang merupakan suatu system penerjemahan dengan mencocokan nama atau domain situs web ke dalam angka-angka yang disebut dengan alamat IP, jadi artinya jika kita ingin mengetikkan sesuatu huruf kalimat kepada komputer dia akan mengerti serta menampilkan sesautu yang kita ketikkan kalimat yang kita masukkan. Sebagai contoh yaitu dalam hal yang sebelumnya kita konfigurasi tadi yaitu sebelum mengakses pnetlab ini kita dimintakan untuk mengisikan domain name atau DNS dan kita isikan yaitu zalfa.net nah jika kita telah mendaftarkan domain name tersebut yaitu zalfa.net kedalam windows dari perangkat fisik yang saya gunakan, maka saya tidak perlu lagi untuk mengakses pnetlab menggunakan IP Address namun saya hanya perlu mengetikkan pada browser yaitu zalfa.net saja dan hal tersebut komputer dapat mengerti situs yang apa yang telah kita minta dan dia akan menampilkan situs tersebut yaitu pnetlab. Nah sama halnya dengan opsi ini jika kita memasukkan DNS yaitu (8.8.8.8) maka server akan mengerti bahwa 8.8.8.8 ini merupakan situs dari google.com yaitu dengan melakukan ping yang dimana ping google.com ini merupakan suatu perintah untuk mengecek jaringan pada jaringan kita, sehingga pengecekkan jaringan ini bisa dilakukan juga pada server kita.
5) Pada bagian Primary Console, yaitu kita akan memilih console utama untuk remote menggunakan server ini. Dikarenakan kita ingin melakukan remote terhadap server dengan menggunakan aplikasi putty otomatis kita kedua aplikasi dari pnetlab dengan aplikasi putty ini terletak berbeda dengan begitu kita adanya management remote, maka dari itu untuk bagian ini kita pilih dengan remote menggunakan (Telnet). Telnet merupakan singkatan dari Telecommunication Network Protocol yang memungkinkan untuk melakukan remote terhadap sesuatu device menggunakan jaringan dengan komunikasi dua arah akan tetapi komunikasi yang dilakukan masih berbasis teks sehingga akan mudah dilakukan penyadapan terhadap paket-paket yang lewat didalam jaringan dan akhirnya tidak efetktif lagi digunakan untuk melakukan remote.
6) Pada bagian Secondary Console, yaitu kita akan memilih remote yang kedua yaitu (SSH), merupukan remote yang lebih secure jika dibandingkan dengan telnet. SSH merupakan singkatan dari Secure Shell yang merupakan aplikasi remote yang melakukan komunikasi dua arah dengan menggunakan enkripsi, sehingga paket-paket yang dikirim akan dienkrip terlebih dahulu dan tidak akan mudah untuk mengetahui isi dari paket tersebut. Dan nantinya remote yang akan kita gunakan adalah menggunakan SSH.
7) Jika sudah selesai kita bisa memilih (Save) yang artinya server telah dibuat dan bisa dilihat pada tampilan lab yang kosong sudah terdapat object baru yaitu server dengan nama Server_Zalfa134.
11. Langkah selanjutnya adalah kita akan membuat object baru lagi yang akan kita jadikan sebagai client yaitu virtual PC (VPC), yang artinya bahwa client yang kita gunakan merupakan sebuah virtual yang dimana kita sudah mengaktifkan VT yang artinya bahwa kita akan melakukan konfigurasi virtual didalam virtual. Sehingga nantinya client ini akan melakukan request IP terhadap DHCP Server dan client akan menerima IP secara otomatis. Caranya kita bisa klik kanan dibagian tampilan yang kosong, kemudian object kedua yang kita buat yaitu VPC maka kita pilih (Node) seperti yang kita ketahui bahwa Node ini merupakan perangkat yang dapat menghubungkan, menerima atau meneruskan data dalam sebuah jaringan komputer, dikarenakan VPC ini akan kita jadikan client yang kita gunakan agar VPC bisa menerima IP yang direquest pada DHCP Server. Setelah itu dibagian New Node kita pilih (Virtual PC (VPCS)).
Nah setelah itu kita dapat menyetting VPCS ini menjadi settingan client dikarenakan kita akan membuat object nya yaitu PC sebagai client. Dengan cara :
1) Pada bagian (Number of nodes to add) kita pilih (5), dikarenakan kita membutuhkan client sebanyak 5 VPC. Hal ini bisa disimpulkan bahwa jika kita memiliki client yang cukup banyak maka tidak mungkin untuk kita melakukan suatu konfigurasi IP secara manual pada masing-masing client, karena hal tersebut akan memakan waktu yang cukup banyak dan pastinya melelahkan karena kita harus membagi IP atau subnet terlbih dahulu dengan jaringan yang sama pada server, sehingga dengan adanya DHCP server ini kita dapat melakukan nya secara otomatis yaitu tinggal client request lalu IP akan dikasih secara otomatis oleh si servernya.
2) Kemudian dibagian (Name) kita defaultkan saja namanya (VPC), namun jika kalian ingin mengubah nama nya bisa saja jadi sesuaikan dengan yang kalian inginkan.
3) Lalu Icon nya yaitu saya biarkan default, Icon ini merupakan gambar ataupun simbol dari sebuah object yang kita buat, jadi dapat disesuaikan dengan yang kita mau
4) Jika sudah selesai kita bisa memilih (Save) yang artinya client VPC telah dibuat dan bisa dilihat pada tampilan lab yang kosong sudah terdapat object baru yang kedua yaitu VPC dengan nama yang berurutan (2-6) dan terdapat 5 buah VPC.
12. Kemudian adalah kita akan membuat object baru lagi yang akan kita jadikan sebagai cloud, sebelum itu saya akan memberikan sedikit pengertian dari si cloud ini. Jadi bagi yang asing dengan kata cloud, yang memang memiliki arti yaitu awan namun disini definisnya adalah sebuah komputasi awan yang merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet jadi awan ini adalah metafora (pemakaian kata) dari internet. Nah membahas tentang internet dapat disimpulkan cloud ini mempunyai metode dalam penyampaian berbagai layanan melalui internet dan nantinya sebuah server virtual yang berjalan dilingkungan cloud computing. Fungsi nya sendiri Cloud ini memudahkan kita untuk menjalankan program virtual seperti saat ini tanpa harus menginstal aplikasi terlebih dahulu dan memudahkan kita untuk mengakses data dan informasi melalui internet. Caranya kita bisa klik kanan dibagian tampilan yang kosong, kemudian object ketiga yang kita buat yaitu Cloud (internet) maka kita pilih (Network) seperti yang kita ketahui bahwa Network ini merupakan jaringan dari system komunikasi data yang melibatkan sebuah atau lebih system komputer yang dihubungkan dengan jalur trasnmisi alat komunikasi membentuk satu system, dikarenakan Cloud ini akan kita jadikan sebagai penyampaian berbagai layanan seperti informasi dan mengakes data melalui internet.
Setelah itu dibagian New Network kita akan setting sebagai berikut :
1) Pada bagian (Number of nodes to add) kita pilih (1), dikarenakan kita hanya akan membuat 1 Cloud saja.
2) Kemudian dibagian (Name/prefix) kita ubah menjadi (InterNet) yang name ini saya sesuaikan dengan nama dari object yang dibuat.
3) Kemudian untuk dibagian Type kita pilih (Management(Cloud0)), jadi artinya jenis ini adalah layanan cloud yang membantu kita untuk memilih fungsi cloud yang kita gunakan dengan ingin dikelola secara mandiri dan ataupun mungkin ingin diserahkan kepada provider layanan jadi akan dikeloala oleh mereka secara langsung. Dan dengan adanya cloud ini maka seharunya server sudah dapat terkoneksi kedalam jaringan internet.
4) Lalu Icon nya yaitu saya biarkan default, Icon ini merupakan gambar ataupun simbol dari sebuah object yang kita buat, jadi dapat disesuaikan dengan yang kita mau.
5) Jika sudah selesai kita bisa memilih (Save) yang artinya Cloud telah ditambahkan dan bisa dilihat pada tampilan lab yang kosong sudah terdapat object baru yang ketiga yaitu Cloud dengan nama (InterNet).
13. Buatlah lagi object baru yang nantinya akan gunakan sebagai penghubung antara server dengan client, sehingga untuk itu kita perlu adanya perangkat swtch dalam topoologi ini. Seperti definisinya sendiri swicth ini merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk emnaghubungkan tiap komputer dalam jaringan yang memebrikan keceatakn tinggi pada trasnfer data termasuk untuk internet, berbagai komputer atau device bisa dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer cara terhubungnya dapat menggunakan kabel (wire) ataupun tanpa kabel (wireless) dan ketika sudah terhubung maka perangkat yang terhubung satu sama lain akan saling berkomunikasi untuk berbagi sumber data maupun yang lain. Sehingga dapat disimpulkan penerapan dari swicth ini akan kita lakukan pada penerapan di topologi yang kita miliki, yaitu dengan swicth sebagai penghung antara server dengan perangkat client yaitu VPC. Caranya kita bisa klik kanan dibagian tampilan yang kosong, kemudian object keempat yang kita buat yaitu perangkat Swicth maka kita pilih (Network) seperti yang kita ketahui bahwa Network ini merupakan jaringan dari system komunikasi data yang melibatkan sebuah atau lebih system komputer yang dihubungkan dengan jalur trasnmisi alat komunikasi membentuk satu system.
Setelah itu dibagian New Network kita akan setting sebagai berikut :
1) Pada bagian (Number of nodes to add) kita pilih (1), dikarenakan kita hanya akan membuat 1 perangkat swicth saja.
2) Kemudian dibagian (Name/prefix) kita ubah menjadi (switch) yang name ini saya sesuaikan dengan nama dari object yang dibuat.
3) Kemudian untuk dibagian Type kita pilih (bridge), jadi artinya jenis bridge ini merupakan metode dimana kita akan melakukan suatu konfigursi beberapa jenis interface yang berbeda jaringan, kemudian beberapa jenis interface tersebut akan digabungkan kedalam satu interface bridge sehingga gabungan dari interface tersebut berada dalam jaringan network yang sama dikerankan memiliki IP Address yang berada dalam 1 subnet yang sama. Sehingga IP Address pada interface LAN akan sama dengan IP Address yang berada pada interface wireless kita.
4) Untuk icon saya tidak deafult, karna saya mengubahnya dengan melakukan pencarian yaitu caranya kita klik dibagian icon, lalu cari dipencarian yaitu (swicth) dan akan muncul swicth yang saya inginkan dan klik (Swicth.png) kemudian kita klik (Select).
5) Jika sudah selesai kita bisa memilih (Save) yang artinya perangkat swicth telah ditambahkan dan bisa dilihat pada tampilan lab yang kosong sudah terdapat object baru yang keempat yaitu perangkat swicth dengan nama (swicth).
14. Melakukan pemasangan kabel dari desain topologi pada semua perangkat yang telah kita tambahkan di tampilan lab ini. Perhatikan lanngkah – langkah berikut ini :
1) Langkah pertama kita akan mulai untuk menyambungkan kabel dari cloud (internet) menuju server (Server_Zalfa134) dengan cara mendekatkan kursor ke arah cloudnya maka nanti akan terlihat seperti colokkan yang ada pada gambar dibawah ini.
Kemudian tarik colokkan tersebut lalu tempelkan kearah servernya maka setelah itu kita bisa langsung letakkan saya kursornya dan kabel nya pada server tersebut.
Setelah itu nantinya akan muncul tampilan untuk merubah interface nya, dan disini saya akan menggunakan interface (ether1) untuk menyambungkan cloud menuju server. Jika sudah kita bisa klik (Save). Jadi artinya server ini akan terhubung langsung ke jaringan internet menggunakan cloud dikarenakan kita juga telah melakukan konfigurasi IP Address yang dimana IP Address yang kita gunakan pada ether 1 merupakan IP Address yang langsung menuju kejaringan internet pada wireless komputer fisik yang kita gunakan.
2) Langkah kedua kita akan mulai untuk menyambungkan kabel dari server (Server_Zalfa134) menuju perangkat (swicth) dengan cara mendekatkan kursor ke arah server nya maka nanti akan terlihat seperti colokkan yang ada pada gambar dibawah ini.
Kemudian tarik colokkan tersebut lalu tempelkan kearah swicthnya maka setelah itu kita bisa langsung letakkan saya kursornya dan kabel nya pada swicth tersebut.
Setelah itu nantinya akan muncul tampilan untuk merubah interface nya, dan disini saya akan menggunakan interface (ether2) untuk menyambungkan server menuju perangkat swicth. Jika sudah kita bisa klik (Save). Jadi dikarenakan swicth akan mehubungkan antara server dengan client dan hal tersebut akan dibridge kedua jaringan tersebut menjadi satu jaringan yang sama sehingga keduanya dalam satu jaringan yang sama, dengan client dapat terhubung kedalam jaringan internet.
3) Langkah ketiga kita akan mulai untuk menyambungkan kabel dari perangkat switch menuju semua perangkat client yang ada yaitu 5 buah Virtual PC (VPC) dengan cara mendekatkan kursor ke arah switch maka nanti akan terlihat seperti colokkan yang ada pada gambar dibawah ini. Saya akan melakukan penyambungan kabel ini secara berurutan pada semua perangkat client yang ada dengan langkah yang sama maka saya akan melakukan pemasangan terhadap VPC1 terlebih dahulu.
Kemudian tarik colokkan tersebut lalu tempelkan kearah VPC1 nya maka setelah itu kita bisa langsung letakkan saya kursornya dan kabel nya pada perangkat client tersebut.
Setelah itu nantinya akan muncul tampilan untuk merubah interface nya, dan disini saya akan menggunakan interface (ether0) untuk menyambungkan server menuju perangkat semua perangkat client, jadi interface ether 0 ini berlaku untuk semua perangkat client. Jika sudah kita bisa klik (Save). Interface ethernet 0 adalah IP default yang artinya IP dari eth0 ini tidak memiliki IP yang satu jaringan dengan server, jadi nanti kita akan melakukan suatu konfigurasi yang dimana perangkat client dengan server dalam satu jaringan yang sama.
15. Jika sudah selesai melakukan pemasangan kabel pada semua perangkat yang ada pada desain topologi, maka tampilan desain topologi akan seperti dibawah ini dengan terdapat interface dari masing-masing perangkat yang sesaui dengan penyettingan interface sebelumnya.
Bisa dillihat bahwa pada tampilan desain topologi diatas bahwa perangkat server dan client masih berwarna merah (segitiga) yang artinya perangkat tersebut tidak dapat dijalankan dan dikonfigurasi karena kita belum menyalakan kedua perangkat tersebut yaitu 1 server (Server_Zalfa134) dan 5 client yaitu (VPC), maka caranya yaitu dengan arahkaan kursor pada server dan kelima client kemudian akan muncul tanda segitiga berwarna hijau setelah itu kita klik dibagian itu dan otomatis akan perangkat yang telah kita nyalakan atau kita start sudah dapat bisa kita jalankan serta bisa memulai melakukan konfigurasi DHCP Server.
(Tampilan desain topologi akan seperti dibawah ini setelah dinyalakan tombol start pada perangkat server dan perangkat client).
16. Untuk memulai melakukan konfigurasi DHCP Server kita harus masuk kedalam terminal dari server kita (Server_Zalfa134), dengan cara double klik dibagian server kita setelah itu kita tunggu sampai server terkoneksi kedalam terminal nya. Jika sudah masuk kedalam tampilan (terminal), jangan kaget jika tampilan awal nya kosong maka jika tampilan nya tidak kosong kita bisa tekan (enter) setelah di enter terlihat bahwa telah ada nama server kita dengan tampilan direktori nya yaitu home dengan user nya adalah root, maka artinyakita bisa melakukan perintah apapun didalam terminal server ini. Dikarenakan melakukan konfigurasi DHCP Server ini server harus diremote menggunakan aplikasi putty maka, sebelum melakukan remote terhadap server menggunakan SSH (Secure Shell) di aplikasi Putty, kita harus pastika terlebih dahulu server yang kita gunakan apakah terhubung kedalam internet atau tidak, jika server tidak terhubung kedalam internet maka untuk remote server tidak dapat dilakukan dikarenakan Putty akan dapat melakukan remote terhadap server yang memiliki jaringan dan jika diantara kalian ada yang tidak bisa melakukan remote terhadap server kemungkinan trouble yang terjadi adalah penggunaan IP yang salah atau IP yang telah dikonfigurasi pada server tidak terdaftar kedalam server sehingga server dengan wireless dari komputer fisik yang digunakan berbeda jaringan. Salah satu dengan melakukan remote server adalah bisa mengaktifkan dan mematikan server dari jarak jauh, sehingga lebih efektif dalam melakukan maintance atau mengkonfigurasi server jika mungkin server terdapat trouble yang tidak mungkin kita kerjakan jika server berada jauh dari kita. Nah setelah penjelasan yang lumayan panjang tentang remote server, maka artinya kita sudah tahu bukan bahwa dengan meremote server perlu adanya internet didalam server tersebut maka dari itu cara pengecekkan server telah terhubung kedalam internet dengan cara yaitu melakukan perintah (ping google.com) arti dari perintah ini yaitu memeriksa koneksi antara dua perangkat. Ping dapat dikatakan berhasil jika status nya dalah reply yang artinya bahwa server sudah mendapatkan internet dan otomatis juga kita dapat melakukan remote server dengan menggunakan aplikasi putty.
17. .Melakukan remote server dengan menggunakan aplikasi putty, PuTTY adalah sebuah aplikasi open source yang sering digunakan untuk melakukan remote acces, seperti Rlogin, SSH, dan Telnet. Remote access dimaksudkan dengan aplikasi ini digunakan untuk mengendalikan suatu sistem dari jarak jauh atau ditempat yang berbeda dan dapat terkoneksi dengan jaringan internet. Cara penggunaan nya sendiri yaitu sebelumnya kalian harus download aplikasi ini, dan dikarenakan saya sudah mendowload nya maka langsung saja saya buka aplikasi putty ini, maka tampilan awalnya seperti gambar dibawah ini yaitu kita dimintakan untuk login dengan menggunakan IP Address, IP Address yang digunakan haru disesuaikan dengan IP Address yang ada pada server yang ingin kita remote. Untuk itu pada bagian (Host Name (or IP address )) saya isikan dengan (192.168.198.134) yang merupakan IP Server yang kita konfigurasi tadi pada interface ethernet 1 dan IP ethernet 1 inilah yang merupakan IP yang langsung terhubung kedalam jaringan internet. Setelah itu pada bagian Connection type gunakanlah SSH (Secure Shell) yang dimana pada opsi ini kita memilih jenis remote dan yang saya pilih ada SSH dikarenakan jenis remote yang satu ini lebih secure dibandingkan dengan jenis remote telnet yang dimana untuk ssh sendiri paket-paket yang dikirim dapat dienkripsi terlebih dahulu sedangkan telnet dikarenakan dia berbasis teks maka untuk paket-paket yang dikirim dapat bisa dilakukan penyadapan atau hacking. Dan ada juga jenis remote yaitu serial jadi dia adalah salah satu metode komunikasi data dimana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu. Jika sudah kita bisa klik (Open) untuk mulai melakukan remote server dan mulai melakukan konfigurasi DHCP Server.
18. Maka jika sudah berhasil memasuki aplikasi putty dengan menggunakan IP address yang sesuai, maka kita akan dimintakan untuk login menggunakan deafult username serta password nya yaitu (admin). Login ini digunakan untuk kita memasuki user dari server yang ingin kita remote. Ditandai berhasil jika tampilan user yang digunakan adalah user dari nama server kita yaitu (Server_Zalfa134). Untuk user admin atau user biasa ($) adalah user default dari administrator yaitu pengguna seperti kita yang memiliki akun dan akun ini khusus yang dapat digunakan untuk mengubah pengaturan komputer atau mengelola akun pengguna komputer lainnya dan akun ini memiliki hak akses penuh terhadap ke setiap pengaturan komputer. Namun perlu diingat dia hanya memiliki hak akses penuh terhadap pengaturan dari akun pengguna yang ada pada pengaturan dikomputer.
19. Langkah selanjutnya kita akan memasuki user root, dengan mengetikkan perintah (sudo –i) dengan password default dari root yaitu (admin). berbeda hal nya dengan user admin user root (#) merupakan user pengguna yang memiliki seluruh hak akses penuh terhadap PC dalam semua mode jadi intinya dia memiliki hak akses penuh terhadap suatu perintah yang ada sistem yang digunakan dan dia bisa mengatur user biasa namun user biasa tidak bisa mengatur user root. Memasuki user root berhasil jika dintandai dengan tanda pagar (#) maka artinya kita telah berada pada tempat direktori di user root.
20. Memasukkan perintah (apt-get install isc-dhcp-server-ldap) yang artinya bahwa perintah ini digunakan untuk menginstal DHCP Server. DHCP Server ini adalah sebuah perangkat yang bertugas memberikan konfigurasi jaringan secara otomatis kepada DHCP Client yang telah merequest sehingga client akan menerima jaringan yang telah dikongurasi.Maka jika dipertengahan proses pada install DHCP Server ini yaitu kita dimintakan untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut dikarenakan dia memberitahukan kepada kita bahwa akan ada tambahan untuk dipakai nya ruang disk sebesar 2859 maka kita ketikkan saja (y) yang artinya yes dan setuju untuk melajutkan proses install DHCP Server nya, tunggu sampai proses innstall selesai.
21. Selanjutnya kita akan masuk kedalam Direktory DHCP nya, yaitu dengan cara ketikkan perintah (cd /etc/dhcp/). Perintah cd atau Change Direktori digunakan untuk menjelajahi file dan direktori Linux dengan syarat perintah ini harus memerlukan path penuh nama direktori yang dituju jadi tergantung pada direktori yang digunakan, dengan dimulai nya path (/) garis miring pada perintah (cd /etc/dhcp) dapat diartikan bahwa itu adalah path absolut ke direktori jadi arti dari path absolute ini berarti sebuah jalur dari root (/) dan direktori yang berada dibawahnya, maka artinya direktori etc merupakan direktori yang berada dibawah root dan dibawahnya terdapat direktori dhcp,dan perintah terakhir yaitu saya menambahkan garis miring (/) diakhir nama direktori dhcp adalah opsional. Lalu gunakan perintah (ls) atau list directory content yang merupakan salah satu perintah yang digunakan untuk melihat daftar dari isi sebuah direktori pada linux, maka artinya perintah ls disini diartikan bahwa kita ingin melihat isi dari sebuah direktori DHCP. Melihat daftar sebuah isi dari direktori dhcp bertujuan untuk membackup salah satu file yang ada pada direktori dhcp yaitu file dhcpd.conf dengan cara yaitu dikarenakan kita telah berada dalam direktori dhcp, maka kita bisa langsung membackup salah satu file dari dhcp tersebut dengan langsung ketikkan perintah (cp dhcpd.conf dhcpd.backup) perintah cp atau copy ini merupakan perintah yang digunakan untuk menyalin suatu dokumen atau teks lain dari satu tempat ketempat yang lainnya, namun kita membackup nya tetap di satu file yang sama dan apabila kita telah mengcopy file tersebut maka otomatis nama file akan terubah menjadi nama file yang baru namun file yang asli dengan nama yang asli tetap masih ada., kita akan membuktikannya dengan mengetikkan perintah (ls) yang artinya melihat direktori pada direktori dhcp lalu bisa dilihat bahwa terdapat dua file dengan nama yang berbeda namun file terseebut merupakan satu file yang sama yaitu file asli dengan nama file nya yaitu (dhcpd.conf) dengan file copy nya yaitu (dhcpd.conf backup). Hal ini dilakukan dikarenakan nantinya kita akan melakukan suatu konfigurasi pada file dari dhcpd.conf maka untuk itu sediakan saja file backup nya jika sewaktu-waktu terjadi suatu trouble yang tidak dinginkan, jadi jika data didalam file dhcpd.conf itu hilang atau rusak pada saat kita melakukan konfigurasi difile tersebut maka dengan adanya file backup semua data yang hilang tersebut akan bisa kembali lagi.
22. Melakukan penyettingan didalam file dhcpd.conf, penyettingan yang dilaakukan yaitu berupa subnet IP secara manual dengan subnet IP nya yaitu menggunakan IP Address pada ethernet 2 (134.134.134.1/24). Langkah pertama yaitu kita masuk terlebih dahulu kedalam file dhcp.conf nya dengan perintah (nano dhcpd.conf) perintah nano ini merupakan teks editor baris perintah yang mudah digunakan untuk sistem os unix dan linux, jadi nano ini merupakan tempat untuk mengedit teks dari suatu file seperti contohnya sekarang kita akan mulai untuk mengedit file dhcpd.conf dengan subnet IP. Sebenarnya banyak perintah lain dalam linux untuk mengedit file namun saya lebih prepare terhadap perintah nano ini dikarenakan nano ini mudah untuk digunakan saat mengedit teks didalam file.
Setelah itu kita akan memasukki tampilan yang ada pada file dhcpd.conf ini, kemudian untuk penyettingan nya sendiri kita harus scroll kebawah sampai muncul dibagian (A slightly different configuration for an internet subnet) nah ditampilkan teks ini kita akan mulai untuk menyetting nya dengan menggunakan subnet dari IP Address ethernet 2, hal ini bertujuan agar nantinya para client akan mendapatkan range IP dari subnet IP address yang telah kita konfigurasikan disini. Namun IP Address dari ethernet 2 ini tidak dapat terhubung kedalam jaringan internet sehingga para client tidak dapat terkoneksi kedalam jaringan internet. Caranya untuk menyetting subnet pada tampilan dibawah ini yaitu sebagai berikut :
1) Langkah pertama pastikan terlebih dahulu untuk menghilangkan tanda pagar (#) pada kalimat yang ingin kita konfigurasi, tanda pagar (#) ini difungsikan untuk menonaktifkan dan mengaktifkan konfigurasi pada teks yang ada didalam nano. Maka otomatis jika kita hilangkan tanda pagarnya maka kita telah mengaktifkan teks tersebut dan bisa melakukan konfigurasi pada teks tersebut.
2) Pada bagian subnet, itu isikan network dari IP eth2 yaitu (134.134.134.0) fungsi dari IP network adalah alamat IP yang ditetapkan setiap perangkat untuk saling terhubung kejaringan internet. Lalu netmask nya yaitu (255.255.255.0) dikarenakan IP eth2 prefix nya adalah /24, subnetmask atau netmask ini merupakan teknologi infomasi yang membedakan anatara network id dengan host id atau bisa juga menjadi penentu dari porsi network dengan host.
3) Pada bagian range, gunakanlah range dari prefix 24 yaitu dari 2-254, range dari 2 dikarenakan untuk range 1 itu nantinya akan digunakan untuk gateway sekalgus IP Address pada eth 2, maka saya gunakan opsional tidak kurang dari 2 dan tidak melebihi 254 yaitu dengan (134.134.134.2 – 134.134.134.134). Range ini merupakan kumpulan IP dari sebuah IP Address yang tidak terdiri dari network dan broadcast, dikarenakan IP Range ini merupakan kumpulan IP yang dapat digunakan dalam sebuah jaringan sehingga jaringan tersebut dalam satu jaringan yang sama.
4) Pada bagian option domain-name-server ubah menjadi (zalfa.net) DNS ini merupakan sistem yang menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP bagi komputer saat kita mengakses sebuah website.
5) Pada bagian domain-name gunakan juga (zalfa.net), merupakan nama yang mudah diingat yang terkait dengan alamat fisik diinternet, sehingga nama zalfa.net bisa kita jadikan pengganti dari IP yang seharusnya yaitu (134.134.134.1).
6) Pada bagian subnet-mask isikan sesuai dengan prefix dari /24 yaitu 255.255.255.0.
7) Pada bagian option routers isikan menjadi (134.134.134.1), merupakan gateway jadi IP gateway ini memiliki fungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan jaringan server dengan client dan dengan protocol yang berbeda.
8) Pada bagian broadcast-address isikan broadcast yaitu (134.134.134.254) disesuaikan dengan prefix. Broadcast ini merupakan jenis IP untuk mengirim data kesemua host yang masih berada dalam satu network dan dia merupakan ip terkahir dalam subnet ip.
9) Jika sudah selesai penyettingan subnet dengan menggunakan IP eth2 ini maka kita bisa langsung menyimpan file tersebut dengan shortcut yaitu (Ctrl+x) lalu tekan tomobol (y) lalu enter.
23. Selanjutnya setelah kita melakukan penyettingan untuk IP pada ethernet 2 maka jangan lupa untuk mengganti interface servernya menjadi interface ethernet 2, namun sebelum itu kita cek terlebih dahulu IP Address yang terdapat pada ethernet 2 apakah sudah sesuai dengan konfigurasi atau tidak dengan perintah (ip a). Dan terlihat pada tampilan dibawah bahwa untuk IP ethernet 2 sudah sesuai yaitu (134.134.134.1/24) interface dari ip ini akan kita jadikan sebagai interface layanan request ip DHCP untuk client.
24. Maka untuk kita kita akan masuk kedalam pengaturan file DHCP Server dari file (etc/default/isc-dhcp-server) dengan memasukkan perintah nano (nano /etc/default/isc-dhcp-server), hal ini dilakukan dikarenakan kita ingin menentukan interfaces dimana yang telah nati DHCP Server dijalankan untuk memberikan IP terhadap client.
Setelah itu kita akan memasukki tampilan yang ada pada file dari /etc/default/isc-dhcp-server. Dan pada bagian INTERFACEv4”(eth2)” yang artinya ethernet 2 ini merupakan interface yang nantinya DHCP Server dijalankan.
Setelah pengaturan sudah selesai, simpan penambahan file tadi dengan menekan tombol (Ctrl+X) lalu tekan tombol (y) dan enter.
25. Langkah berikutnya adalah kita restart konfigurasi dari layanan DHCP Server sebelum melanjutkan ke konfigurasi yang lain dengan menggunakan perintah (/etc/init.d/isc-dhcp-server restart) restart ini bertujuan agar semua konfigurasi yang tadi kita lakukan berjalan dengn baik dan semestinya. Restart ini dapat dikatakan berhasil jika ditandai dengan nontifikasi (OKE) yang artinya dia berhasil melakukan restart dengan melunculkan server Ipv4 dan kita bisa memulai melakukan request terhadap DHCP server nya.
26. Memulai melakukan request IP pada setiap masing-masing PC client kepada DHCP Server dengan cara double klik dibagian salah satu PC client kemudian ketikkan perintah (ip dhcp) perintah tersebut digunakan untuk meminta atau merequest IP Address secara otomatis. Jika saat proses requsest terdapat status (DORA) maka sudah dipastikan bahwa client akan mendapatkan ip secara otomatis, jadi status DORA ini merupakan tahap kerja dari DHCP Server dengan Clinet : D (yang berarti Discover), O (yanng berarti Offer), R (yang berarti Request), dan A (yang berarti Acknowledge). Jadi dapat disimpulkan jika client melakukan proses request pastikan status harus DORA yang artinya antara client dengan server terhubung satu sama lain. IP yang akan di terima oleh client merupakan IP yang terdapat yang berada dalam jaringan ethernet 2, dengan IP dari setiap client menerima range ip ethernet 2. Kita juga dapat mengetikkan perintah (show ip) yang dimana perintah tersebut akan menampilkan IP subnet client yang didapatkan oleh server. IP Yang didapatkan dari client juga harus sesuai dengan IP dari konfigurasi subnet interface ethernet 2 yang telah kita buat sebelumnya pada file dhcpd.conf.
27. Kembali lagi pada aplikasi putty untuk melakukan verifikasi pada server, yang artinya bahwa sudah terdapat 5 client yang telah menerima IP dari DHCP Server ini dengan menggunakan perintah (dhcp-lease-list). Terlihat pada tampilan dibawah bahwa setiap client juga menerima MAC Address, yang merupakan sebuah identitas alamat MAC bagi perangkat client tersebut.
28. Langkah-langkah dalam melakukan konfigurasi DHCP Server telah selesai, maka untuk itu kita bisa mematikan setiap perangkat yang nyala pada topologi dan jika ingin digunakan kembali kalian bisa login dengan melakukan penggunaan IP Address yang kalian dapat (harus satu jaringan dengan wireless komputer fisik) kemudian kalian bisa membuka topologi dengan file lab yang sesuai dengan topologi DHCP Server yang kalian konfigurasi lalu bisa kalian nyalakan jika ingin melakukan konfigurasi tambahan, atau jika kalian ingin membuat lab baru kalian bisa langsung saja klik dibagian new file lab dan bisa kalian konfigurasi tampilan kosong lab tersebut.
Dapat disimpulkan dari konfigurasi DHCP Server ini bahwa DHCP Server akan melakukan penyebaran IP terhadap client yang merequest dan selain itu IP yang diterima oleh client merupakan IP yang telah kita kofnigurasi secara static, maka dengan itu DHCP Server selain memberikan IP secara dynamic dia juga dapat memberikan IP secara static. Dan untuk remote server ini sangat memudahkan pengguna yaitu bisa mengaktifkan dan mematikan server dari jarak jauh, sehingga lebih efektif dalam melakukan maintance atau mengkonfigurasi server jika mungkin server terdapat trouble yang tidak mungkin kita kerjakan jika server berada jauh dari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar